Menuntutilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. adalah perintah untuk membaca atau belajar. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tu-hanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
Ilmupengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." ( HR. Ar-Rabii') 5. Menerapkan AkhlakMulia Perilaku yang mencerminkan sikap memahami Q.S at- Taubah/9;122, di antaranya tergambar dalam aktivitas-aktivitas sebagai berikut. 1. Jadilah orang yang berilmu (pandai). 2.
SoalPilihan Ganda Materi Menuntut Ilmu 1. Allah swt. akan mengangkat derajat yang lebih tinggi untuk orang-orang yang beriman dan . a. Berbudaya b. Berilmu c. Berbudi luhur d. Bermartabat Jawaban: b. Berilmu 2. Jika tidak tahu tentang suatu ilmu dan keterangan dalam Al-Qur'an belum jelas kita harus mencari di dalam . a. Qiyas b. Buku agama
Tag ringkasan materi menuntut ilmu kelas 10 Ilmu Adalah. Oleh
Berisikanmateri yang sama dengan soal PG PAI bagian ke-5 yaitu tentang "Menuntut Ilmu", contoh soal essay Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 kelas 10 semester genap ini, merupakan lanjutan Contoh Soal Essay PAI SMA Kelas X Semester 2 ~ K13 bagian ke-4 (soal nomor 46-60). Berikut, contoh soal essay PAI kelas X Semester genap dan kunci jawabannya, untuk siswa SMA/SMK/MA/MAK
Keutamaanmenuntut ilmu materi k13 paibp kelas 7 semester 1 bab 6. Tapi giliran ada yang mengajak untuk menuntut ilmu agama islam tentang hukum hukum allah lewat kajian al quran dan hadits shahih merasa enggan dan berat sekali. Soal pilihan ganda dan jawaban tentang ilmu. Berikut, contoh soal essay pai kelas x semester genap dan kunci.
1809 Rangkuman PAI Memahami Makna Menuntut Ilmu dan Keutamaannya 1. Kewajiban menuntut ilmu Dalam Islam, menuntut ilmu hukumnya adalah wajib. Baik untuk laki - laki maupun perempuan. Perintah pertama yang diberikan kepada Nabi Muhammad juga adalah kita harus membaca atau belajar. . "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
OgWhqI. MENUNTUT ILMU Mentuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Keutamaan orang yang menuntut ilmu 1. Diangkat derajatnya oleh Allah 2. Dimudahkan jalannya menuju syurga 3. Malaikat ridho dengan apa yang dikerjakannya 4. Kedudukannya seperti jihad di jalan Allah 5. Dinaungi dan didoakan malaikat serta seluruh penjuru langit Adab menuntut ilmu Ketulusan seorang ptnuntut ilmu akan mengantarkan seseorang supaya berhasil dan sukses dalam menjalani kehidupannya nanti, karena segala sesuatu yang akan bernilai ibadah itu tergantung pada niatnya dan tujuannya. Adapun niat yang harus dimiliki oleh seorang oenuntut ilmu yaitu a. Melaksanakan perintah Allah dan Rasulullah b. Memerangi kebodohan agar tidak dibodohi oleh orang lain c. Mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan terarah d. Membekali kehidupan akhirat agar bisa selamat dan husnul khatimah 2. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru Memiliki rasa hormat dan patuh pada orang tua dan guru adalah perilaku yang harus dimiliki dalam menuntut ilmu, yangf dengan ilmu kita akan menjadi mulia baik di dunia maupun di akhirat. Dan salah satu cara utnuk memuliakan guru adalah bersikap hormat dan santun kepadanya sebagai cerminan sikap kerendahan hati. Sikap hormat dan patuh terhadap guru kita tunjukkan melalui a. Memperhatikan dan menyimak dengan baik apa yang disampaikan b. Mematuhi apa yang diperintahkannya c. Melaksanakan nasihat-nasihatnya d. Menjalin silaturahim merskipun tidak lagi menjadi muridnya 3. Mengawali dan mengakhiri dengan doa Setiap megawali sesuatu perbuatan kita diperintahkan untuk berdoa, begitu pula ketika mengakhirinya, termasuk ketika menuntut ilmu
Tarbiyah madal hayah. Bahwa Pendidikan adalah sepanjang hidup merupakan ungkapan ini menjadi salah satu spirit bagi kita untuk selalu konsisten dalam belajar. Konsistensi kita akan semakin kokoh jika kita mengetahui berbagai keutamaan bagi seorang pembelajar. Maka di tulisan ini saya akan berbagi dengan anda. Khususnya adik-adik pelajar berikut materi PAI SMA Semangat menuntut ilmu. Baca Juga Kemuliaan Seorang Guru Menuntut ilmu dalam bahasa Arab disebut juga dengan tholabul 'ilmi. Menuntut ilmu adalah bagian dari sebuah ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan menuntut ilmu ini merupakan kewajiban setiap muslim yang sudah mukallaf. Pengertian Kata ilmu yang sering kita jumpai dalam bahasa Indonesia maupun di KBBI merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Berasal dari kata al-'ilmu yang merupakan bentuk masdar dari 'alima ya'lamu 'ilman. Dalam bahasa Inggris to know yang berarti tahu, mengetahui. Lawan kata al-'ilmu adalah al jahlu bodoh/tidak tahu. Secara istilah terminologi ilmu berarti mengetahui sesuatu atau memahami tentang sesuatu. Ilmu juga berarti sarana bagi seseorang untuk mendapatkan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana disebutkan dalam tafsir aisar tafasir, Karya Syaikh Abu Bakar Jabir bin Musa bin Abdul Qadir bin Jabir al-Jazairi, العلم سبيل الخشية الله فمن لا علم له فلا خشية له انما يخشى الله من عباده العلماء "Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barangsiapa yang tidak mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut kepada-Nya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-Nya hanyalah ulama" Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ilmu adalah apa yang dibangun diatas dalil. Syeikh Al Utsaimin mengatakan bahwa ilmu adalah ilmuvyang diturunkan oleh Allah Ta'ala kepada Rasul-NYA berupa keterangan dan petunjuk. Sedangkan menurut Ibnu Hajar Al Atsqolani, bahwa yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar'i. Dalil Naqli Menuntut ilmu merupakan kewajiban seorang muslim yang sudah mukallaf. Bahkan kewajiban ini setara dengan berjuang di jalan Allah Ta'ala. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala, وماكان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون "Dan tidak sepatutunya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya." QS. At-Taubah " 122 Ayat diatas memberikan pemahaman kepada kita, keterpanggilan kita sebagai orang-orang beriman bukan hanya pergi seleuruhnya ke medan jihad perang namun, harus ada bagian dari kita untuk mempelajari, tafaqquh fiddin memperdalam pengetahuan agama. Dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam, beliau bersabda, طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِ مُسْلِمٍ "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim" HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh syiekh Albani Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim. Bukan hanya berlaku bagi sebagian saja, namun seluruh muslim. Terkait dengan kewajiab setiap muslim untuk menuntut ilmu, maka kita harus mengetahui tentang menuntut ilmu dibagi menjadi dua ; fardhu'ain dan fardhu kifayah. Fardhu'ain Dalam bagian menuntut ilmu yang pertama ini, ada dua macam lagi, Jenis ilmu fardhu'ain yang harus dipelajari oleh seluruh mukallafin dimanapun mereka berada dan kapanpun juga. Adapun yang termasuk dalam jenis ini adalah mengetahui tauhid dan perusaknya syirik, pokok-pokok keimanan rukun iman, islam, hukum sholat dan sebagainya. Juga termasuk mengetahui perkara-perkara yang diharamkan dalam Islam seperti makanan, minuman, pakaian, kehormatan, darah, harta, ucapan dan perbuatan. Jenis ilmu fardhu'ain yang harus dipelajari oleh sebagian mukallafin saja, yang memiliki kewajiban tertentu yang khusus baginya. Adapun maksud jenis ini adalah orang yang tidak memiliki kewajiban tersebut, tidak harus mempelajari ilmu tersebut. Contoh dari jenis ilmu ini antara lain Ilmu tentang suatu ibadah tertentu bagi orang yang mampu mengerjakannya Haji, umrah dll. Ilmu tentang pekerjaan, profesi atau tugas agar bisa menunaikan kewajiban pekerjaannya dan agar terhindar dari melakukan hal haram dalam pekerjaan itu Bekerja di Kantor yang melakukan aktifitas Riba. Ilmu tentang muamalah aktifitas yang hendak dilakukannya. Agar abisa menghindari larangan yang haram dilakukan dan bisa menunaikan kewajibannya terhadap pihak lain Jual beli. Ilmu tentang hukum suatu kejadian kontemporer bagi yang mengalaminya Narkoba, korupsi dll. Fardhu Kifayah Menuntut ilmu yang menjadi kifayah adalah sebuah ilmu yang sudah dipelajari oleh sebagian muslimin dengan mencukupi, maka gugurlah kewajiban tersebut atas muslimin lainnya. Namun disunnahkan bagi muslimin yang lain untuk mempelajarinya. Imam Annawawi rahimahullah, menjelaskan jenis ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah ilmu yang dibutuhkan manusia demi tegaknya agama mereka yang sifatnya harus ada, Ilmu syariat, misal ; Menghafal Al Quran, hadits dan ilmu Hadits, ilmu Ushl Fiqh, Fiqih, Nahwu, Bahasa Arab, dan sebagainya. Ilmu yang bukan syariat, namun dibutuhkan demi tegaknya urusan dunia, misal ; kedokteran, matematika dan sebagainya. Demikian tulisan saya malam ini, tentang Materi PAI SMA Semangat Menuntut ilmu. Semoga bermanfaat dan sukses selalu bersama kita. Selamat berkarya untuk bangsa dan agama.
Nikmatnya Menuntut Ilmu dan Indahnya Berbagi PengetahuanA. Memahami Makna Menuntut Ilmu dan Keutamaannya Agama Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Orang-orang yang memiliki pengetahuan Allah Swt. janjikan dengan derajatyang tinggi di sisi-Nya, apalagi di sisi manusia lainnya. Demikian pula Rasulullah saw. yang menganjurkan setiap umat Islam agar menuntut ilmu setinggi-tingginya. at-Taubah/9122 berisi perintah jihad itu tidak hanya dipahami dengan mengangkat senjata, tetapi memperdalam ilmu pengetahuan dan menyebarluaskannya juga termasuk kedalam jihad. Fungsi ilmu adalah untuk mencerdaskan umat. Tidak dibenarkan menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri. Pentingnya memperdalam ilmu pengetahuan, mengamalkannya dengan baik, dan menyebarluaskannya. Menuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. adalah perintah untuk membaca atau belajar. “Bacalah dengan menyebut nama Tu-hanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” al-Alaq/961-5 1. Hukum Menuntut Ilmu Istilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tidak diketahui manusia, baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari. Hukum menuntut ilmu-ilmu wajib itu terbagi atas dua bagian, yaitu fardu kifayah dan fardu ain. 1. Fardu Ain. Hukum mencari ilmu menjadi faru ain jika ilmu itu tidak boleh ditinggalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu mengenal Allah Swt. dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tatacara beribadah, dan sebagainya. 2. Fardu Kifayah. Hukum menuntut ilmu fardu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir, seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. 3. Haram, dimana hukumnya terlarang untuk dicari dan dipelajari, karena akan membawa pelakunya kepada kesesatan, kemaksiatan, bahkan kesyirikan kepada Allah Jalla wa Ala. Diantara ilmu yang termasuk dalam hukum ini adalah ilmu sihir. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla. 2. Orang yang Menuntut Ilmu 1. Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” al-Mujadillah/5811 2. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda, “Penuntut ilmu adalah penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar Islam dan akan diberikan pahalanya bersama para nabi.” ad-Dailami 3. Merupakan sedekah yangg paling utama Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.” Ibnu Majah 4. Lebih utama dari pada seorang ahli ibadah Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang alim yang dapat mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah.” ad-Dailami 5. Lebih utama dari śalat seribu raka’at Dari Abu Zarr, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aba Zarr, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu dari pada śalat sunnah seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada śalat seribu rakaat.” Ibnu Majah 6. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bepergian ketika pagi dan sore guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah.” ad-Dailami 7. Dinaungi oleh malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah masjid Allah Azza wa Jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka, melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah menyebut mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” Muslim dan Ahmad B. Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Ilmu Pengetahuan at-Taubah/9122 a. Lafal Ayat dan Artinya وَمَاكَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَآفَةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِنهُمْ طَآئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ b. Hukum Tajwid Surat at-Tabah/9122 Lafal Hukum Tajwid وَمَا mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif كَانَ mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif الْمُؤْمِنُونَ idhar qomariyah karena ada alif lam diikuti mim, dan mad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun لِيَنْفِرُوا ikfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu huruf fa' كَافَّةً mad lazim mustaqqal kilmi karena ada mad thobi'i bertemu huruf yang bertanda baca tasydid dalam satu kata فَلَوْ mad layyin karena ada wawu sukun yang didahului huruf dengan tanda baca fathah لَا mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif مِنْ كُلِّ ikfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu huruf kaf فِرْقَةٍ مِنْهُمْ idghom bighunnah karena ada tanwin bertemu huruf mim, dan idhar halqi karena ada nun sukun bertemu huruf ha' مِنْهُمْ طَائِفَةٌ idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu huruf tho' طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا idghom bila ghunnah karena ada tanwin bertemu huruf lam فِي mad thobi'i karena ada ya' sukun didahului kasro الدِّينِ idhom syamsyiyah karena ada alif lam diikuti dal وَلِيُنْذِرُوا ihfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu dzal قَوْمَهُمْ mad layyin karena ada wawu sukun didahului fathah قَوْمَهُمْ إِذَا idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu alif إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu lam لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu ya' يَحْذَرُونَ mad arid lis sukun karena ada mad thobi'i sebelom waqof Artinya “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” c. Kandungan Ayat Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan. Ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan bila ada orangorang Islam yang menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima pengetahuan C. Hadist tentang Mencari Ilmu dan Keutamaannya 1. Hadits tentang salah satu Fungsi ilmu Artinya ’Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu.” HR. Thabrani 2. Hadits tentang hukum menuntut ilmu رِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ طَلَبُ اْلعِلْمِ فَ Artinya Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”HR. Ibnu Abdil Bari 3. Kewajiban mencari ilmu itu tidak memandang batasan usia, melainkan seumur hidup. Sabda Nabi SAW Artinya “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”HR. Muslim 4. Menuntut ilmu itu harus mau bersusah payah, karena ilmu itu harus dicari di mana saja, sekalipun sangat jauh tempatnya dan banyak rintangannya, seperti sabda Nabi SAW Artinya , “Carilah ilmu itu walau di negeri Cina”.HR. Abdul Bar 5. Etika menuntut ilmu Artinya ”Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” HR Tabrani D. Menerapkan Perilaku Mulia Perilaku yang mencerminkan sikap memahami at-Taubah/9122, di antaranya tergambar dalam aktivitas-aktivitas sebagai berikut. 1. Jadilah orang yang berilmu pandai, sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim bisa mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orangorang yang ada disekitarnya. Dan dengan demikian kebodohan yang ada dilingkungannya bisa terkikis habis dan berubah menjadi masyarakat yang beradab dan memiliki wawasan yang luas. 2. Jika tidak bisa menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada umat manusia, jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan sekitar dan dari orang-orang pandai. 3. Jika tidak bisa menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan ilmu pengetahun kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita dengar. 4. Jika menjadi pendengar juga masih tidak bisa, maka jadilah sebagai orang yang menyukai ilmu pengetahun, diantaranya dengan cara membantu dan memuliakan orang-orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan seperti menyediakan tempat untuk pelaksanaan pengajian dan lain-lain. 5. Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak belajar, tidak mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika diantara kita memilih yang kelima ini akan menjadi orang yang celaka
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 214859 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7e04b7998241c2 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Mencari atau menuntut ilmu dalam pandangan Islam, merupakan suatu kewajiban. Sebab, dengan ilmulah seseorang akan bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak harus dikerjakan. Seseorang yang bekerja atas ilmu atau pengetahuan yang dimiliki, pasti berbeda dengan seseorang yang bekerja tanpa berilmu atau Memahami Makna Menuntut Ilmu dan Keutamaannya1. Kewajiban Menuntut Ilmu Menuntut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang Islam. Banyak sekali ayat al-Qur’ān atau hadis Rasulullah saw. yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Bahkan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. adalah perintah untuk membaca atau belajar. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” al-Alaq/961-5Kewajiban menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan menandakan bahwa agama Islam tidak membeda-bedakan hak dan kewajiban manusia karena jenis kelaminnya. Walau memang ada beberapa kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. dan Rasul-Nya yang membedakan lak-laki dengan perempuan. Akan tetapi, dalam menuntut ilmu semua memiliki kewajiban dan hak yang sama antara laki-laki dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba abid. Untuk menjadi khalifah yang sukses, maka sudah barang tentu membutuhkan ilmu pengetahuan yang memadai. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengelola dan merekayasa kehidupan di bumi ini tanpa bekal ilmu pengetahuan. Demikian pula sebagai hamba, untuk mencapai tingkat keyakinan keimanan tertinggi kepada Allah Swt. dan makhluk-makhluk-Nya yang gaib dibutuhkan ilmu pengetahuan yang ilmu juga tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Mengenai jarak, ada ungkapan yang menyatakan bahwa tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina. Demikian pula dalam hal waktu, Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu dimulai sejak buaian hingga liang Hukum Menuntut Ilmu Istilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tidak diketahui manusia, baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Untuk ilmu yang tidak bermanfaat, haram, dan berdosa bagi orang yang mempelajarinya, baik sukses maupun gagal. Adapun ilmu yang bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari. Hukum menuntut ilmu-ilmu wajib itu terbagi atas dua bagian, yaitu farḍu kifayah dan fardhu ain. a. Farḍu Kifayah Hukum menuntut ilmu farḍu kifayah berlaku untuk ilmu-ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam sebagaimana juga dimiliki dan dikuasai golongan kafir. Seperti ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu lainnya. b. Fardu Ain Hukum mencari ilmu menjadi faru ain jika ilmu itu tidak boleh ditinggalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu mengenal Allah Swt. dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tatacara beribadah, dan Keutamaan Orang yang Menuntut Ilmu Orang-orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya diberikan keutamaan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dengan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Di antara keutamaan-keutamaan orang yang menuntut ilmu dan yang mengajarkannya adalah sebagai Diberikan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” al-Mujadillah/5811b. Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda, “Penuntut ilmu adalah penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar Islam dan akan diberikan pahalanya bersama para nabi.” ad-Dailamic. Merupakan sedekah yang paling utama Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.” Ibnu Majahd. Lebih utama dari pada seorang ahli ibadah Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang alim yang dapat mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah.” ad-Dailamie. Lebih utama dari śalat seribu raka’at Dari Abu Ẓarr, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aba Dzarr, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu daripada śalat sunnah seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada śalat seribu rakaat.” Ibnu Majahf. Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bepergian ketika pagi dan sore guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah.” ad-Dailamig. Dinaungi oleh malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surga Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul si suatu rumah dari rumah-rumah masjid Allah Azza wa Jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka, melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah menyebut mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” Muslim dan AhmadB. Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Ilmu Pengetahuan at-Taubah/9122 Lafal Ayat dan ArtinyaArtinya “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”Kandungan Ayat Dalam ayat tersebut, Allah Swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, apabila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi tekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif serta bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan. Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan hal ini Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, Di akhirat nanti tinta ulama ditimbang dengan darah para syuhada. Ternyata yang lebih berat adalah tinta ulama dibandingkan dengan darah syuhada”. Ibnu NajarTugas umat Islam adalah untuk mempelajari agamanya, serta mengamalkannya dengan baik, kemudian menyampaikan pengetahuan agama itu kepada yang belum mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas umat dan tugas setiap pribadi muslim sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah saw. telah bersabda; “Dari Abdullah bin Amru, sesungguhnya Nabi saw. bersabda; “Sampaikanlah olehmu apa-apa yang telah kamu peroleh dariku walaupun hanya satu ayat al-Qur’an”. BukhariApabila umat Islam telah memahami ajaran-ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih dapat menjaga diri dari kesesatan dan kemaksiatan. Selain itu, dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan dapat menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, umat Islam menjadi umat yang baik, sejahtera di dunia dan di akhirat. Oleh karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan apabila ada orang-orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja. Apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima Hadis tentang Mencari Ilmu dan Keutamaannya 1. Hadis dari Ibnu Abd. Barr. Artinya “Rasulullah saaw. Bersabda; Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dan sesungguhnya segala sesuatu hingga makhluk hidup di lautan memintakan ampun bagi penuntut ilmu” Ibnu Abdul BarrPerilaku yang mencerminkan sikap memahami at-Taubah/9122, diantaranya tergambar dalam aktivitas-aktivitas sebagai berikut. 1. Jadilah orang yang berilmu pandai, sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim dapat mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Dengan demikian kebodohan yang ada di lingkungannya dapat terkikis habis dan berubah menjadi masyarakat yang beradab dan memiliki wawasan yang luas. 2. Jika tidak dapat menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada umat manusia, jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan sekitar dan dari orang-orang pandai. 3. Jika tidak dapat menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan ilmu pengetahun kita dapat mengambil hikmah dari apa yang kita dengar. 4. Jika menjadi pendengar juga masih tidak dapat, maka jadilah sebagai orang yang menyukai ilmu pengetahun, diantaranya dengan cara membantu dan memuliakan orang-orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan seperti menyediakan tempat untuk pelaksanaan pengajian dan lain-lain. 5. Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak belajar, tidak mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika diantara kita memilih yang kelima ini akan menjadi orang yang celaka.
materi menuntut ilmu kelas 10